'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat ) Aliterasi Dan Asonansi

https://rumahakal.com

'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat )

Sebelum menjelaskan lebih detail tentang "'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat )", penulis perkenalkan lebih dahulu mengenai Rahasia Berhitung Mudah.

Click image di bawah untuk mendapat penjelasan lebih mendalam

 

matematika ajaib

Ayo, saatnya kita kupas mengenai  "'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat )"

Begitulah pembahasan mengenai Rahasia Berhitung Mudah dan "'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat )" Terima kasih atas kunjungannya

Artikel ini dikelompokkan ke dalam kategori aliterasi dan asonansi, contoh kalimat aliterasi dan asonansi, puisi aliterasi dan asonansi,

Artikel ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://www.gurupendidikan.co.id/majas-aliterasi-pengertian-contoh-kalimat/

Related Posts:

Pengertian Literasi Lengkap Literasi Bahasa Adalah

https://rumahakal.com

Pengertian Literasi Lengkap

Sebelum menerangkan lebih jelas perihal "Pengertian Literasi Lengkap", saya perkenalkan lebih dahulu tentang Rahasia Berhitung Mudah.

Klik gambar di bagian bawah untuk mengetahuinya

 

matematika ajaib

Yuk, sekarang kita bahas mengenai  "Pengertian Literasi Lengkap"

Pernahkah agan mendapat tugas literasi dari sekolah yang mengharuskan kita membaca beberapa buku? Apakah agan tahu apa pengertian literasi itu?

Istilah literasi atau dalam bahasa Inggris literacy berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti "a learned person" atau orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga dikenal dengan istilah littera (huruf) yang artinya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya.

Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca, budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. Membudayakan atau membiasakan untuk membaca, menulis itu perlu proses jika memang dalam suatu kelompok masyarakat kebiasaan tersebut memang belum ada atau belum terbentuk. 



Kebalikan dari literasi adalah buta huruf.





Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan pada zamanya. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, kini literasi pada zaman sekarang literasi adalah praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik. Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigm baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajarannya. Kini ungkapan literasi memiliki banyak variasi, seperti literasi computer, literasi virtual, literasi matematika, literasi IPA, dan lain sebagainya. Hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks.

Literasi memiliki tujuh dimensi yang berurusan dengan penggunaan bahasa.

1.Dimensi geografis meliputi daerah lokal, nasional, regional, dan internasional. Literasi ini bergantung pada tingkat pendidikan dan jejaring sosial.

2. Dimensi bidang meliputi pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, militer, dan lain sebagainya. Literasi ini mencirikan tingkat kualitas bangsa dibidang pendidikan, komunikasi, militer, dan lain sebagainya.

3. Dimensi ketrampilan meliputi membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Literasi ini bersifat individu dilihat dari tampaknya kegiatan membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Dalam teradisi orang barat, ada tiga ketrampilan 3R yang lazim diutamakan seperti reading, writing, dan arithmetic.

4. Dimensi fungsi, literasi untuk memecahkan persoalan, mendapatkan pekerjaan, mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan, dan mengembangkan potensi diri.

5. Dimensi media, (teks, cetak, visual, digital) sesuai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, begitu juga teknologi dalam media literasi.

6. Dimensi jumlah, kemampuan ini tumbuh karena proses pendidikanyang berkualitas tinggi. literasi seperti halnya kemampuan berkomunikasi bersifat relative.

7. Dimensi bahasa, (etnis, lokal, internasional) literasi singular dan plural, hal ini yang nenjadikan monolingual, bilingual, dan multilingual. Ketika seseorang menulias dan berlitersi dengan bahasa derah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, maka ia disebut seseorang yang multilingual.

Ada banyak cara untuk membentuk budaya literasi diantaranya (dekat, mudah, murah, senang, lanjut) :

1.       Pendekatan akses fasilitas baca (buku dan non buku)

2.       Kemudahan akses mendapatkan bahan bacaan

3.       Murah / Tanpa biaya (gratis)

4.       Menyenangkan dengan segala keramahan

5.       Keberlanjutan / Continue / istiqomah



Demikian artikel saya tentang 

Pengertian Literasi Lengkap semoga bisa bermanfaat bagi agan sekalian,

Begitulah pembahasan mengenai Rahasia Berhitung Mudah dan "Pengertian Literasi Lengkap" Terima kasih atas kunjungannya

Postingan ini dikelompokkan ke dalam kategori

Postingan ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://www.awalilmu.com/2016/09/pengertian-literasi-lengkap.html

Related Posts:

8 Jenis Majas Dalam Bahasa Inggris - Pengertian - Contoh - AZBahasaInggris.com Aliterasi Contoh

https://rumahakal.com

8 Jenis Majas dalam Bahasa Inggris - Pengertian - Contoh - AZBahasaInggris.com

Sebelum mulai membahas lebih jelas tentang "8 Jenis Majas dalam Bahasa Inggris - Pengertian - Contoh - AZBahasaInggris.com", saya perkenalkan lebih dahulu perihal Keajaiban Matematika.

Click gambar di bawah supaya mendapat penjelasan rinci

 

matematika ajaib

Ayo, saatnya kita diskusikan tentang  "8 Jenis Majas dalam Bahasa Inggris - Pengertian - Contoh - AZBahasaInggris.com"

Dalam proses komunikasi sosial, manusia tidak bisa terlepas dari bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang diinginkan. Bahasa yang digunakan bisa langsung secara lisan atau melalui tulisan yang berisi pemikiran-pemikiran dari manusia itu sendiri. Terkadang pemikiran-pemikiran yang dapat ditulis melalui media ini lebih mendapat pengakuan dari orang lain dikarenakan pemikiran tersebut dapat diabadikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Penggunaan bahasa hampir digunakan pada setiap lini kehidupan manusia, pada saat bercakap-cakap dengan teman sebaya atau dalam situasi yang formal. Kalimat dalam bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran dapat mempunyai makna-makna yang berbeda bagi setiap orang yang mendengar dan membacanya tergantung dari gaya dan ciri khas masing-masing pribadi dalam menyampaikan apa yang menjadi pemikirannya.

Secara umum kalimat dilihat dari maknanya terbagi menjadi dua yaitu kalimat konotasi dan denotasi. Kalimat konotasi adalah kalimat yang memiliki makna tersirat (eksplisit). Jadi, kalimat konotasi berisi makna atau arti yang bukan sebenarnya dan selalu mengandung kiasan atau ungkapan tertentu yang diutarakan subyek dalam kalimat. Kalimat ini bisa bermakna positif maupun negatif tergantung dari subyeknya.

Sedangkan, kalimat denotasi adalah kalimat yang menggambarkan makna yang sebenarnya. Kalimat denotasi mempunyai kata-kata yang lugas dan tidak menyembunyikan makna khusus atau makna yang tersirat dalam sebuah kalimat. Penggunaan kalimat denotasi adalah pada karya-karya ilmiah seperti jurnal, laporan penelitian, laporan ilmiah, dan lain-lain. Hal ini disebabkan kalimat denotasi tidak bersifat ambigu atau makna ganda yang menjadi ciri khas dari kalimat konotasi.

Baca Juga:



Baca Juga Materi Belajar Bahasa Inggris Lainnya



Begitulah pembahasan mengenai Keajaiban Matematika dan "8 Jenis Majas dalam Bahasa Inggris - Pengertian - Contoh - AZBahasaInggris.com" Terima kasih atas kunjungannya

Postingan ini dikelompokkan ke dalam kategori aliterasi contoh, aliterasi adalah dan contohnya, aliterasi adalah dan contoh,

Postingan ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://azbahasainggris.com/majas-dalam-bahasa-inggris

Related Posts:

'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat ) Aliterasi Dan Asonansi Dalam Puisi

https://rumahakal.com

'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat )

Sebelum menerangkan lebih jelas perihal "'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat )", kami jelaskan terlebih dahulu apa itu Rahasia Berhitung Mudah.

Tekan foto di bawah agar mendapat penjelasan rinci

 

matematika ajaib

Ayo, sudah saatnya kita diskusikan mengenai  "'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat )"

Begitulah pembahasan mengenai Rahasia Berhitung Mudah dan "'Majas Aliterasi' Pengertian & ( Contoh Kalimat )" Terima kasih atas kunjungannya

Konten ini dikelompokkan ke dalam kategori aliterasi dan asonansi dalam puisi, rima aliterasi dan asonansi pada puisi ibu, contoh aliterasi dan asonansi dalam puisi,

Konten ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://www.gurupendidikan.co.id/majas-aliterasi-pengertian-contoh-kalimat/

Related Posts:

PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR Beserta Analisisnya Aliterasi Puisi Insyaf

https://rumahakal.com

PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR beserta Analisisnya

Sebelum menjelaskan lebih mendalam tentang "PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR beserta Analisisnya", saya introduksikan lebih dahulu perihal Rahasia Unik Matematika Ajaib.

Klik foto di bagian bawah agar mendapat penjelasan rinci

 

matematika ajaib

Yuk, sekarang kita bahas mengenai  "PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR beserta Analisisnya"

ANALISIS PUISI “DOAKARYA CHAIRIL ANWAR

Doa

Tuhanku

Dalam termenung

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di Pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

 Analisis Unsur Intrinsik

a) Tema

Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata “dua” yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.

Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi”Doa”sangat tepat bila digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya.. Perhatikan kutipan larik berikut :

(1)Biar rusah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

(2)Aku hilang bentuk

remuk

(3)Di Pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan. Kata “Tuhan” yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.

b) Nada dan Suasana

Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.

Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.

c) Perasaan

Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.

d) Amanat

Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:

Tuhanku,

Di Puntu-Mu Aku mengetuk

Aklu tidak bisa berpaling

Analisis Puisi Chairil Anwar

Penerimaan

Kalau kau mau kuterima kau kembali

Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi

Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kau kembali

Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Analisi puisi Chairil Anwar menggunakan pendekatan Objektif:

A.      Bentuk dan Struktur Fisik Puisi

1.      Tipografi:

Pada puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar terdapat enam bait dengan pola 2-1-2-1. Tiap bait puisinya berbeda, pada bait pertama, ketiga dan kelima terdapat dua larik sedangkan bait kedua, keempat, dan keenam terdapat satu larik.

2.      Diksi:

Diksi yang terdapat pada puisi “Penerimaan” terdapat beberapa kata yang memakai konotasi, seperti:

Bak: bagaikan

Kembang sari: wanita perawan atau keperawanan

Tunduk: menghadapkan wajah kebawah (malu)

Tentang: dekat dihadapan muka (menemui)

Cermin: alat pantul atau bayangan

3.      Imaji:

Imaji yang dipakai dalam puisi “Penerimaan” ini adalah imaji visual (pengelihatan), seperti: /kau bukan yang dulu lagi/, /Jangan tunduk!/, /dengan cermin aku enggan berbagi/.

4.      Kata konkret:

Pada puisi “Penerimaan” terdapat kata konkret seperti bak kembang sari sudah terbagi artinya wanita yang sudah kehilangan keperawanannya. Sedangkan dengan cermin aku berbagi artinya si “aku” tidak ingin wanitanya mendua bahkan dengan bayangannya sekalipun.

5.      Bahasa figuratif (majas):

Majas yang digunakan adalah majas personifikasi yaitu majas yang mengambarkan benda mati seolah-olah hidup. Seperti pada bait keenam yaitu sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

6.      Rima:

Puisi ini memiliki rima yang sama karena seluruh baris pada puisi ini berakhiran huruf i dari awal hingga akhir.

B.       Struktur Batin Puisi

1.      Tema atau makna:

Tema yang diangkat Chairil Anwar pada puisi “Penerimaan” yaitu tentang percintaan. Tentang seorang lelaki yang masih menerima kekasihnya kembali meskipun sang kekasih sudah bersama orang lain.

2.      Rasa:

Rasa yang ada pada puisi ini adalah rasa semangat pengharapan dengan sedikit kecemasan pada setiap baitnya.

3.      Nada:

Pada puisi “Penerimaan” ini, Chairil Anwar menuangkan perasaan harap-harap cemas dan ketegasan. Pengharapan yang ia rasakan dikarenakan pada dasarnya ia masih mencintai kekashnya yang dulu.

4.      Amanat:

Agar perempuan mempertimbangkan penawaran si “aku” dan memutuskan dengan tegas keputusan yang akan diambil perempuan tersebut. Jangan pernah menduakan seseorang yang mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih.

Analisis Puisi ‘Kesabaran’ Karya Chairil Anwar

“KESABARAN”

Karya Chairil Anwar

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Apresiasi Puisi Indonesia

dosen pengampu: Drs. H. Ma’mur Saadie, M.Pd

disusun oleh

Anisa Prasetia Novia               NIM                1103944

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2012

Kesabaran

Karya Chairil Anwar

Aku tak bisa tidur

Orang ngomong, anjing nggonggong

Dunia jauh mengabur

Kelam mendinding batu

Dihantam suara bertalu-talu

Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara

Suaraku hilang, tenaga terbang

Sudah! Tidak jadi apa-apa!

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali

Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali

Sambil bertutup telinga, berpicing mata

Menunggu reda yang mesti tiba

ANALISIS PUISI “KESABARAN “MENGGUNAKAN TEORI STRUKTURAL

 struktur Lahir (Metode Puisi)

a.       Diksi (Pemilihan Kata)

Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Oleh sebab itu, disamping memilih kata yang tepat, penyair juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-kata tersebut. Kata-kata diberi makna baru dan yang tidak bermakna diberi makna menurut kehendak penyair. Karena begitu pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga dipertimbangkan secara cermat dalam pemilihannya. Karena pemilihan kata-kata mempertimbangkan berbagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya, sekalipun maknanya tidak berbeda. Bahkan sekalipun unsur bunyinya hampir mirip dan maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata itu diganti akan mengganggu komposisi dengan kata lainnya dalam konstruksi keseluruhan puisi itu.

Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar diksi atau pemilihan kata menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pembaca meskipun dalam struktur kata tidak beraturan dan kurang sesuai dengan struktur kata pada umumnya. Misalnya: kata ‘nggonggong’ dalam struktur kata pada umumnya bukan ‘nggonggong’ tetapi ‘menggonggong’, namun penyair lebih memilih kata ‘nggonggong’ sebagai kata yang memiliki unsur orisinalitas atau private symbol sehingga menghasilkan poetic power.

b.      Pengimajian

Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata kongkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian oleh karena itu kata-kata menjadi lebih kongkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian: kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Baris atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang nampak (imaji visual), atau sesuatu yang bisa kita rasakan, raba, atau sentuh (imaji taktil).

Pengimajian di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar yaitu sebagai berikut:

-       Aku tak bisa tidur (imaji taktil)

-       Orang ngomong, anjing nggonggong (imaji auditif)

-       Dunia jauh mengabur (imaji taktil)

-       Kelam mendiding batu (imaji taktil)

-       Dihantam suara bertalu-talu (imaji auditif)

-       Di sebelahnya api dan abu (imaji visual)

-       Aku hendak bicara (imaji taktil)

-       Suaraku hilang, tenagaku terbang (imaji taktil)

-       Sudah! tidak jadi apa-apa! (imaji taktil)

-       Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (imaji taktil)

-       Keras membeku air kali (imaji visual)

-       Dan hidup bukan hidup lagi (imaji taktil)

-       Kuulangi yang dulu kembali (imaji taktil)

-       Sambil bertutup telinga, berpicing mata (imaji visual)

-       Menunggu reda yang mesti tiba (imaji taktil)

c.       Kata Kongkret

Untuk membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata harus diperkongkret, maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh. Seperti halnya pengimajian, kata yang diperkongkret ini juga erat hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang. Jika penyair mahir memperkongkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair. Dengan demikian pembaca terlibat penuh secara bathin kedalam puisinya. Jika imaji pembaca merupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair, maka kata kongkret ini merupakan syarat atau sebab terjadinya pengimajian itu. Dengan kata yang diperkongkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair.

Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia berusaha sabar dan mengabaikan orang-orang yang menggunjingnya atau membicarakannya ia menggunakan kata ‘Aku tak bisa tidur/Orang ngomong, anjing nggonggong/Dunia jauh mengabur/Kelam mendinding batu/Dihantam suara bertalu-talu/Di sebelahnya api dan abu’, kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia berusaha berbicara namun ia tidak dapat berbicara dan akhirnya berusaha untuk tidak perduli ia menggunakan kata ‘Aku hendak bicara/Suaraku hilang, tenaga terbang/Sudah! tidak jadi apa-apa!/Ini dunia enggan disapa, ambil perduli’, kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia sudah tahan dan kuat untuk menjalani hidup ia menggunakan kata ‘Keras membeku air kali/Dan hidup bukan hidup lagi’, kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan bahwa ia akan terus bersabar dan yakin bahwa suatu saat nanti cobaan itu akan berlalu seiring berjalannya waktu ia menggunakan kata ‘Kuulangi yang dulu kembali/Sambil bertutup telinga, berpicing mata/Menunggu reda yang mesti tiba’.

d.      Bahasa Figuratif (Majas)

Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang.

Bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair karena: 1) bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, 2) bahasa figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak menjadi kongkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, 3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, 4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat (Perrine, 1974:616-617).

Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar menggunakan majas hiperbola yakni kiasan yang berlebih-lebihan. Misalnya dalam kata ‘Dunia jauh mengabur’, ‘Kelam mendinding batu’, ‘Suaraku hilang, tenaga terbang’, ‘Keras membeku air kali’, ‘Dan hidup bukan hidup lagi’. Selain itu puisi tersebut juga menggunakan majas personifikasi seperti dalam kata ‘Ini dunia enggan disapa, ambil perduli’.

e.       Rima dan Ritma

Bunyi di dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi di dalam puisi. Dalam ritma pemotongan-pemotongan baris menjadi frasa yang berulang-ulang, merupakan unsur yang memperindah puisi itu.

1.      Rima

Pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi ini penyair juga mempertimbangkan lambang bunyi. Dengan cara ini pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.

Rima di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut:

Aku tak bisa tidur (pengulangan bunyi fonem /a/ dan /i/)

Orang ngomong, anjing nggonggong (pengulangan bunyi fonem /o/ dan /ng/)

Dunia jauh mengabur (pengulangan bunyi fonem /u/)

Kelam mendinding batu (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /m/)

Dihantam suara bertalu-talu (pengulangan bunyi fonem /a/)

Di sebelahnya api dan abu (pengulangan bunyi fonem /a/)

Aku hendak bicara (pengulangan bunyi fonem /a/)

Suaraku hilang, tenaga terbang (pengulangan bunyi fonem /a/ dan /ng/)

Sudah! tidak jadi apa-apa! (pengulangan bunyi fonem /a/)

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (pengulangan bunyi fonem /i/ dan /a/)

Keras membeku air kali (pengulangan bunyi fonem /k/, /e/, dan /a/)

Dan hidup bukan hidup lagi (pengulangan bunyi fonem /a/, /i/ dan kata ‘hidup’)

Kuulangi yang dulu kembali (pengulangan bunyi fonem /u/ dan /a/)

Sambil bertutup telinga, berpicing mata (pengulangan bunyi fonem /a/,/i/ dan /u/)

Menunggu reda yang mesti tiba (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /a/)

2.      Ritma

Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma dapat dikatakan sebagai irama namun berbeda dengan metrum (matra). Dalam puisi karya-karya Chairil Anwar, irama sudah diciptakan secara kreatif artinya tidak hanya berupa pemotongan baris-baris puisi menjadi dua frasa, namun dapat berupa pengulangan kata-kata tertentu untuk mengikat beberapa baris puisi.

Ritma di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah kata ‘aku’ yang merupakan pengikat beberapa baris, sehingga baris-baris itu seolah bergelombang menimbulkan ritma.

Aku tak bisa tidur

Orang ngomong, anjing nggonggong

Dunia jauh mengabur

Kelam mendinding batu

Dihantam suara bertalu-talu

Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara

Suaraku hilang, tenaga terbang

Sudah! Tidak jadi apa-apa!

Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali

Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali

Sambil bertutup telinga, berpicing mata

Menunggu reda yang mesti tiba

HAMPA                                                                                                                                                        

Sepi diluar menekan mendesak

Lurus kaku pepohonan tak bergerak

Sampai ke puncak sepi memangut

Tak satu kuasa, melepas renggut

Segala menanti, menanti, menanti

Sepi

Tambah ini menanti jadi mencekik

Memberat-mencengkung pundak

Sampai binasa segala belum apa-apa

Udara bertuba setan bertempik

Ini sepi terus ada dan tiada

Anlisis Puisi Hampa:

1. Diksi (Pilihan Kata)

Pilihan kata yang digunakan sipenyair dalam menungkpkan perasaannya dalam puisinya yang menggunakan kata yang bersifat konotatif karena banyak mengandung arti dan yang mewakili keseluruhan puisi yaitu terdapat pada kata “sepi”, terbukti pada : “Sepi diluar menekan mendesak”

2. Imaji (Daya Bayang)

penyair menggabarkan/melukiskan perasaan kesepaiannya yang ditimbulkan dalam bentuk imaji perasaan (cita rasa) terbukti: “Ini sepi terus ada. Dan menanti”

3. Kata Kongkret (Kata Nyata)

kata konkretnya yaitu sepi dan menanti, karena kata-kata tersebut mengacu kepada pengertian dan penekanan yang menyeluruh dalam puisi. terbukti dalam larik:

Sepi diluar sepi menekan mendesak

Segala menanti, menanti, menanti

Sepi

4. Majas (Bahasa Figuratif)

-Refitisi:Sepi menanti, menanti, menanti, menanti

Sepi ini terus ada,menanti

Sepi menekan mendesak

-Personifikasi:Lurus kaku pepohonan tak bergerak

-Hiperbola:Udara bertuba setan bertempik

5.Rima (Pengulangan Bunyi)

-Aliterasi yaitu persamaan bunyi konsonan pada “T” dak “K”, terbukti:

Sampai ke puncak sepi memanggut

Tak satu kuasa, melepas renggut

Tak bergerak sampai ke puncak

-Asonansi yaitu persamaan bunyi vokal pada “i”, terbukti pada:

Segala menanti, menanti, menanti sepi

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka

Selama matamu bagiku menengadah

Selama kau darah mengalir dari luka

Antara kita Mati datang tidak membelah…

Dalam puisi sajak putih digamberkan gadis  si aku pada suatu senja hari yang indah ia duduk dihadapan si aku. Ia besandar yang pada saat itu ada warna pelangi yaitu langit senja yang indah penuh dengan macam-macam warna. Gadis itu bertudung  sutra diwaktu hari sudah senja. Sedangkan rambut gadis itu yang harum ditiup angin tampak seperti sedang bersenda gurau, dan dalam mata gadis yang hitam kelihatan bunga mawar dan melati yang mekar. Mawar dan melati yang mekar menggambarkan sesuatu yang indah dan menarik . biasanya mawar itu berwarna merah yang menggambarka cinta dan melati putih menggambarkan kesucian. Jadi dalam mata si gadis tampak cinta yang tulus, menarik, dan mengikat. Suasana pada saat itu sangat menyenangkan, menarik,m penuh keindahan yang memduat si aku haru dengan semua itu.

Dalam pertemuan ke dua insan itu sepi menyanyi, malam dalam doa tiba yang menggambarka tidak ada percakapan dari keduanya. Mereka hanya dian tanpa ada sepatah kata yang diucapkan seperti hanya ketika waktu berdoa. Hanya kata hati yang berkata dan tidak keluar suara. Kesepian itu mengakibatkan jiwa si aku bergerak seperti hanya permukaan kolam yang terisa air yang beriak tertiup angin. Dalam keadaan diam tanpa kata itu, didalam dada si aku terdengar lagu yang merdu yang menggambarkan kegembiraan. Rasa kegembiraan itu digambarkan dengan menari seluruh aku.

Hidup dari hidupku, pintu terbuka menggambarkan bahwa si aku merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan dan ada jalan keluar serta masih ada harapan yang pasti bisa diwujudkan selama gadis kekasihnya masih menengadahkan mukanya ke si aku. Ini merupakan kiasan bahwa si gadis masih mencintai si aku, mau memandang kemuka si aku, bahkan juga isyarat untuk mencium dari si aku. Keduanya masih bermesraan dan saling mencintai.

Begitu juga hidup si aku penuh harapan selama si gadis masih hidup wajar, dikiaskan dengan darahnya yang masih mengalir dan luka, sampai kematioan tiba pun keduanya masih mencintai, dan tidak akan terpisahkan. Sajak merupakan kiasan suara hati si penyair, suara hati si aku. Putih mengiaskan ketulusa kejujuran, dsan keihklasan. Jadi sajak putih berarti suara hati si aku yang sangat tulus dan jujur.

Tanda-tanda semiotik untuk kegembiraan dan kebahagiaan di dalam sajak ini adalah kata: tari, warna pelangi, sutra senja, memerdu lagu, menari-neri, pintu terbuka. Jadi, sajak ini bersuasana gembira. Namun biasanya sajak Chairil Anwar bersuasana murung, suram dan sedih. Puisi tidak hanya menyampaikan informasi saja, namun diperlukan kepadatan dan ekspresifitas, karena hanya inti pernyataan yang dikemukakan. Karena hal ini, maka sajak penyimpangan dari tata bahasa normatif seperti:

Hidup dari hidupku, pintu terbuka

Selama matamu bagiku menengadah

Selama kau darah mengalir dari luka

Antara kita Mati datang tidak membelah…..

Bila diucapkan secara normatif, maka ekspresifitasnya hilang karena tidak padat dan tidak berirama. “Pintu akan selalu terbuka bagi hidup dan hidupku. Selama matamu menengadah bagiku. Selama darah masih mengalir jika engkau terluka. Antara kita sampai kematian datang kita tidak membelah(berpisah). Dalam sajak ini pengertian abstrak dapat menjadi kongret karena digunakan citraan-citraan dan gerak yang digabung dengan metafora.

Rasa sayangnya itu juga digambarkan dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “Penerimaan”. Dalam puisi itu digambarkan bahwa si aku masih bisa menerima si gadis yang telah berselingkuh dengan orang lain. Si aku menerima dengan rasa penuh keihklasan dari si gadis yang telah mau kembali kepelukannya. Terlalu sayangnya si aku, si aku menerima dengan lapang dada tentang apa yang telah diperbuat oleh si gadis dengan orang lain.

Dalam puisi “Sajak Putih” banyak digunakan bahasa-bahasa kiasan. “Tari warna pelangi” merupakan bahasa kiasan personifikasi yang menggambarkan benda mati dapat digambarkan seolah-olah hidup. “ rambutmu mengalun bergelut sernda” juga menggunakan bahasa kiasan personifikasi. Selain itu ada kesamaan dalam penggunaan citraan-citraan agar mempunyai makna yang kongret, serta menggunakan metafora-metafora.

SENJA DI PELABUHAN KECIL

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Dalam puisi ”Senja di Pelabuhan Kecil” diatas, terasa bahwa penyair sedang dicengkeram perasaan sedih yang teramat dalam. Tetapi seperti pada puisi-puisi Chairil Anwar yang lain, kesedihan yang diungkapkan tidak memberikan kesan cengeng atau sentimental. Dalam kesedihan yang amat dalam, penyair ini tetap tegar. Demikian pula pada puisinya diatas. Di dalamnya tak satu pun kata ”sedih” diucapkannya, tetapi ia mampu berucap tentang kesedihan yang dirasakannya. Pembaca dibawanya untuk turut erta melihat tepi laut dengan gudang-gudang dan rumah-rumah yang telah tua. Kapal dan perahu yang tertambat disana. Hari menjelang malam disertai gerimis. Kelepak burung elang terdengar jauh. Gambaran tentang pantai ini sudah bercerita tentang suatu yang muram, di sana seseorang berjalan seorang diri tanpa harapan, tanpa cinta, berjalan menyusur semenanjung.

Satu ciri khas puisi-puisi Chairil Anwar adalah kekuatan yang ada pada pilihan kata-katanya. Seperti juga pada puisi diatas, setiap kata mampu menimbulkan imajinasi yang kuat, dan membangkitkan kesan yang berbeda-beda bagi penikmatnya. Pada puisi diatas sang penyair berhasil menghidupkan suasana, dengan gambaran yang hidup, ini disebabkan bahasa yang dipakainya mengandung suatu kekuatan, tenaga, sehingga memancarakan rasa haru yang dalam. Inilah kehebatan Chairil Anwar, dengan kata-kata yang biasa mampu menghidupkan imajinasi kita. Judul puisi tersebut, telah membawa kita pada suatu situasi yang khusus. Kata senja berkonotasi pada suasana yang remang pada pergantian petang dan malam, tanpa hiruk pikuk orang bekerja.

Pada bagian lain, gerimis mempercepat kelam, kata kelam sengaja dipilihnya, karena terasa lebih indah dan dalam daripada kata gelap walaupun sama artinya. Setelah kalimat itu ditulisnya, ada juga kelepak elang menyinggung muram, yang berbicara tentang kemuraman sang penyair saat itu. Untuk mengungkapkan bahwa hari-hari telah berlalu dan berganti dengan masa mendatang, diucapkan dengan kata-kata penuh daya: desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Penggambaran malam yang semakin gelap dan air laut yang tenang, disajikan dengan kata-kata yang sarat akan makna, yakni: dan kini tanah dan air hilang ombak. Puisi Chairil Anwar ini hebat dalam pilihan kata, disertai ritme yang aps dan permainan bunyi yang semakin menunjang keindahan puisi ini, yang dapat kita rasakan pada bunyi-bunyi akhir yang ada pada tiap larik.

Di dalam puisi ini juga digambarkan rasa cinta namun dalam bentuk kesedihan yang mendalam yang dialami oleh si aku namun si aku tetap tegar menghadapinya. Si aku dalam keadaan muram , penuh kegelisahan, dan tidak sempurna dengan kehidupannya. Si aku sedang mancari cintanya yang hilang. Suasana pada saat itu gerimas yang menambah rasa kesedihan dari si aku.

CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertahta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!

Perahu yang bersama ‘kan merapuh!

Mengapa Ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,

kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

Dalam kegiatan menganalisis arti, kita berusaha memberi makna pada bunyi, suku kata, kata, kelompok kata, kalimat, bait, dan pada akhirnya makna seluruh puisi.

Bait I “Cintaku jauh di pulau” berarti. Kekasih tokoh aku (gadis manis) berada di suatu tempat yang jauh. “Gadis manis sekarang iseng sendiri” artinya sang kekasih tersebut adalah seorang gadis yang manis yang menghabiskan waktu sendirian (iseng) tanpa kehadiran tohoh aku.

Pada bait II, si tokoh aku menempuh perjalanan jauh dengan perahu karena ingin menjumpai atau menemui kekasihnya. Ketika itu cuaca sangat bagus danmalam ketika bulan bersinar, namun hati si aku merasa gundah karena rasanya ia tak akan sampai pada kekasihnya.

Bait III menceritakan perasaan si aku yang semakin sedih karena walaupun air terang, angin mendayu, tetapi pada perasaannya ajal telah memanggilnya (Ajal bertahta sambil berkata : “Tujukan perahu ke pangkuanku saja”).

Bait IV menunjukkan si aku putus asa. Demi menjumpai kekasihnya ia telah bertahun-tahun berlayar, bahkan perahu yang membawanya akan rusak, namun ternyata kematian menghadang dan mengakhiri hidupnya terlebih dahulu sebelum ia bertemu dengan kekasihnya.

Bait V merupakan kekhawatiran si tokoh aku tentang kekasihnya, bahwa setelah ia meninggal, kekasihnya itupun akan mati juga dalam penantian yang sia-sia. Setelah kita menganalisis makna tiap bait, kita pun harus sampai pada makna lambang yang diemban oleh puisi tersebut. Kekasih tokoh aku adalah kiasan dari cita-cita si aku yang sukar dicapai. Untuk meraihnya si aku harus mengarungi lautan yang melambangkan perjuangan. Sayang, usahanya tidak berhasil karena kematian telah menjemputnya sebelum ia meraih cita-citanya.

Dalam puisi tersebut terasa perasaan-perasaan si aku : senang, gelisah, kecewa, dan putus asa. Kecuali itu ada unsur metafisis yang menyebabkan pembaca berkontemplasi. Dalam puisi di atas, unsur metafisis tersebut berupa ketragisan hidup manusia, yaitu meskipun segala usaha telah dilakukan disertai sarana yang cukup, bahkan segalanya berjalan lancar, namun manusia seringkali tak dapat mencapai apa yang diidam-idamkannya karena maut telah menghadang lebih dahulu. Dengan demikian, cita-cita yang hebat dan menggairahkan akan sia-sia belaka.

Dalam puisi ini juga menggunakan citraan-citraan. Hal itu terdapat dalam “Perahu melancar, bulan memancar,”. Citraan yang digunakan adalah citraan penglihatan karena perahu melancar dan bulan memancar hanya bisa dilihat. Jadi citraannya adalah citraan penglihatan. Citraan visual digunakan dalam:

“Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

….

Mengapa Ajal memanggil dulu



Dalam puisi “Cintaku jauh di pulau” juga menggunakan bahasa sajak. Bahasa sajak yang digunakan adalah:

a.       Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup.



angin membantu, laut terang, tapi terasa



Di air yang tenang, di angin mendayu,



Mengapa Ajal memanggil dulu



b.      Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan melebih-lebihkan.



Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!

Perahu yang bersama ‘kan merapuh!

….

kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.



Dari kesemuaan puisi Chairil Anwar tersebut mempunyai persamaan dalam tema yaitu tentang percintaan. Namun hanya berbeda dalam penggunaan pilihan kata-kata. Selain itu berbeda dalam perasaan hati si aku. Perasaan berbeda karana hidup seseorang tidak akan sama perasaannya. Kadang sedih dan kadang pula hidup bahagia. Begitui juga halnya si aku.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil. 2006. Deru Campur Debu. Jakarta: Dian Rakyat.

Pradopo, Rahmat Djoko. 2005.  Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

­­______­­______2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Sayuti. Suminto A. 2002. Perkenalan Dengan Puisi.  Yogyakarta : Gama Media.

Wachid BS, Abdul. 2009. Analisis Struktural Semiotik. Yogyakarta : Cinta Buku.

Begitulah pembahasan mengenai Rahasia Unik Matematika Ajaib dan "PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR beserta Analisisnya" Terima kasih atas kunjungannya

Artikel ini dikelompokkan ke dalam kategori

Artikel ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://fitrilidwi.blogspot.com/2014/03/puisi-karya-chairil-anwar-beserta.html

Related Posts:

Berilah 2 Contoh Baris Puisi Dengan Rima Aliterasi Dan Asonasi - Brainly.co.id Aliterasi Asonansi

https://rumahakal.com

berilah 2 contoh baris puisi dengan rima aliterasi dan asonasi - Brainly.co.id

Sebelum mulai membahas lebih mendalam perihal "berilah 2 contoh baris puisi dengan rima aliterasi dan asonasi - Brainly.co.id", penulis introduksikan terlebih dahulu tentang Rahasia Unik Matematika Ajaib.

Click image di bagian bawah untuk mendapat penjelasan lebih mendalam

 

matematika ajaib

Yuk, sudah saatnya kita jelaskan tentang  "berilah 2 contoh baris puisi dengan rima aliterasi dan asonasi - Brainly.co.id"

Aliterasi dan Asonansi Pada Puisi

MENENTUKAN ALITERASI DAN ASONANSI PADA PUISI

Definisi Operasional

Aliterasi:

Merupakan pengulangan bunyi konsonan yang sama dalam baris-baris puisi; biasanya pada awal kata/perkataan yang berurutan. Pengulangan seperti itu menimbulkan kesan keindahan bunyi.

Asonansi:

Merupakan pengulangan bunyi vokal yang sama pada kata/perkataan yang berurutan dalam baris-baris puisi. Pengulangan begini menimbulkan kesan kehalusan, kelembutan, kemerduan atau keindahan bunyi.

Puisi sendiri :

ADA DENGAN KALIAN

(Eko Mandala Putra)

Terasa tak seperti biasa

Wajah yang biasa terhiasi dengan senyuman

Berubah,,,,

Menyeramkan bagaikan naga siap menerkam mangsanya

Hati bertanya-tanya

Ada apa dengan kalian

Mengapa ketulusanku harus terbalas dengan penghianatan

Mengapa kejujuranku harus terbalas dengan kebohongan

Langitpun menangis dalam kebimbangan hati penuh tanya

Hati tetap bertanya-tanya

Ada apa dengan kalian

Ku akan menunggu

Jawab darimu

Aliterasi pada puisi di atas adalah sebagai berikut :

“Menyeramkan bagaikan naga siap menerkam mangsanya

Hati bertanya-tanya

Ada apa dengan kalian”

Aliterasi pada kutipan bait puisi “Ada apa dengan kalian” di atas adalah terdapat pengulangan bunyi konsonan “n” yang lebih dominan.

Asonansi pada puisi di atas adalah sebagai berikut :

Terasa tak seperti biasa

Wajah yang biasa terhiasi dengan senyuman

Berubah,,,,

Pada kutipan bait puisi “Bukan Beta Bijak Berperi” di atas terdapat asonasi/ pengulangan bunyi vokal “a” yang diulang-ulang pada bait tersebut.

Kutipan puisi-puisi :

BUKAN BETA BIJAK BERPERI

(Rustam Effendi)

Bukan beta bijak berperi

Pandai mengubah madahan syair

Bukan bela budak negeri

Musti menurut undangan mair

Syarat sarat saya mungkiri

Untai rangkaian seloka lama

Beta buang beta singkiri

Sebab laguku menurut sukma

Susah sungguh saya sampaikan

Degub-deguban di dalam kalbu

Lemah laun lagu dengungan

Matnya digamat rasain waktu

Sering saya susah sesaat

Sebab madahan tidak nak dating

Sering saya sulit mendekat

Sebab terkurung kikisan mamang

Buka beta bijak berlagu

Dapat melemah bingkaian pantun

Bukan beta berbuat baru

Hanya mendengar bisikan alam

Aliterasi pada puisi di atas adalah sebagai berikut :

“Bukan beta bijak berperi

Pandai mengubah madahan syair

Bukan bela budak negeri

Musti menurut undangan mair”

Aliterasi pada kutipan bait puisi “Bukan Beta Bijak Berperi” di atas adalah terdapat pengulangan bunyi konsonan “n” yang lebih dominan.

Asonansi pada puisi di atas adalah sebagai berikut :

“Syarat sarat saya mungkiri

Untai rangkaian seloka lama

Beta buang beta singkiri

Sebab laguku menurut sukma”

Pada kutipan bait puisi “Bukan Beta Bijak Berperi” di atas terdapat asonasi/ pengulangan bunyi vokal “a” yang diulang-ulang pada bait tersebut.

Begitulah pembahasan mengenai Rahasia Unik Matematika Ajaib dan "berilah 2 contoh baris puisi dengan rima aliterasi dan asonasi - Brainly.co.id" Terima kasih atas kunjungannya

Artikel ini dikelompokkan ke dalam kategori aliterasi asonansi, aliterasi dan asonansi, maksud dari aliterasi asonansi,

Artikel ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://brainly.co.id/tugas/13049779

Related Posts:

Makalah Puisi Aliterasi Puisi

https://rumahakal.com

makalah puisi

Sebelum menerangkan lebih jelas perihal "makalah puisi", penulis introduksikan lebih dahulu perihal Rahasia Unik Matematika Ajaib.

Click foto di bawah supaya mendapat penjelasan rinci

 

matematika ajaib

Ayo, sekarang kita diskusikan tentang  "makalah puisi"

BAB I

PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi.

Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan marah.

Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.

2.       Tujuan

Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dengan baik bagaimana cara mengapresiasikan puisi anak beserta unsurnya. Selain itu mahasiswa sebagai calon guru yang insya Allah nantinya akan menjadi guru, diharapkan akan terbantu dengan pengetahuan yang mereka dapat, dari makalah ini tentang bagaimana membantu peserta didik dalam mengekspresikan karya sastra mereka. Sehingga nantinya tidak ada lagi kesalahan dalam bentuk pengapresiasian karya sastra khususnya puisi anak.

BAB II

PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN PUISI

Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau ”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.

Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.

Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan pembeda yang sangat signitifikan bola dibandingkan fiksi dan drama.

B.      CIRI-CIRI PUISI ANAK:

1.       Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan.

2.       Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa.

3.       Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru.

4.       Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari.

5.       Ditulis berdasarkan pengalaman anak.

6.       Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu.

7.       Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak.

8.       Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.

C.      UNSUR-UNSUR PUISI:

Struktur fisik puisi sebagai metode pembacaan puisi harus dikaji mendalam, harus sedikit mengetahui tentang “Prosody” atau versifikasi yang didalamnya terdapat :

§  Rima : Pengulangan bunyi dalam puisi, untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi sehingga puisi menjadi merdu jika dibaca.

§  Ritma : Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga pengulangan bunyi, kata, frasa dan kalimat, yang didalamnya terdapat pertentangan bunyi: tinggi / rendah, panjang / pendek, keras / lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang – ulang sehingga membentuk keindahan.

§  Metrum : Pengulangan tekanan kata yang tetap.

Selain tersebut diatas, dalam menghayati puisi telaah yang lebih mendalam kestruktur yang lebih kecil yang meliputi :

Diksi: pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

Pengimajian atau citraan: kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

kata kongkret: kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.

Bahasa figuran atau kiasan: bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu

Tifografi atau Pewajahan Puisi: bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.



Hakikat puisi terdiri dari :

§  Tema : Subjek matter yang dikemukaan penyair, yang menjadi landasan utama pengucapannya.

§  Perasaan / felling : Perasaan yang diungkapkan penyair berpengaruh terhadap pemilihan bentuk fisik / metode puisi.

§  Nada dan suasana : Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.

§  Amanat : Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

D.      CONTOH PUISI ANAK :

PUISI “ DOA“ KARYA CHAIRIL ANWAR

DOA

Tuhanku

Dalam termenung

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di Pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Analisis Unsur Intrinsik

Tema:

Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, Diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata “dua” yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.

Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi ”Doa” sangat tepat bila digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya. Perhatikan kutipan larik berikut :

Biar rusah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Aku hilang bentuk

Remuk

Di Pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan. Kata “Tuhan” yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.

Nada dan Suasana:

Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.

Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.

Perasaan:

Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.

Amanat:

Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:

Tuhanku,

Di Pintu-Mu Aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Ø PUISI “DENGAN PUISI, AKU” TAUFIQ ISMAIL

Dengan Puisi, Aku

Dengan puisi aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta

Berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang

Keabadian Yang Akan Datang

Dengan puisi aku menangis

Jarum waktu bila kejam mengiris

Dengan puisi aku mengutuk

Nafas zaman yang busuk

Dengan puisi aku berdoa

Perkenankanlah kiranya

Analisis yang dilakukan pada puisi “Dengan Puisi, Aku” mencakup beberapa aspek atau unsur dalam suatu puisi, antara lain: (1) jenis puisi, (2) bunyi  dan rima, (3) citraan dan (4) penafsiran puisi.

Jenis Puisi:

Puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufiq Ismail ini termasuk dalam jenis puisi diaphan. Hal ini karena pembaca dapat dengan mudah mengerti maksud yang ingin disampaikan Taufiq Ismail. Walaupun menggunakan penggabungan kata-kata yang menyebabkan bahasa kias tetapi pembaca masih dapat dengan mudah menerjemahkan isi dari puisi tersebut. Berikut penggalan puisi yang menggunakan bahasa kias, tetapi masih dapat dipahami isinya oleh pembaca.      

Dengan puisi aku bernyanyi

Dengan puisi aku bercinta

Dengan puisi aku mengenang

Dengan puisi aku menangis

Bunyi dan Rima

Bunyi:

Dalam sebuah puisi, bunyi tidak hanya memperindah bacaan puisi bersangkutan. Tetapi juga dapat meciptakan gambaran dalam angan-angan pembacanya. Bunyi juga dapat menciptakan suasana, sehingga kesedihan, keterpencilan, kerisauan, dan suasana-suasana yang lain yang diharapkan dapat dirasakan oleh pembacanya dapat terpenuhi akibat pemilihan bunyi pada puisi bersangkutan (Suharianto, 2005: 22).

Dalam puisi “Dengan Puisi, Aku” pembaca diharapkan merasakan bagaimana kecintaan Taufiq Ismail dalam berpuisi. Karena Bagi Taufiq, puisi adalah sebuah nyanyian, dan ia berniat bernyanyi sampai akhir hayat, karena nyanyian yang indah menyenangkan pendengarnya (Sayuti, 2005:9).

Rima:

Rima adalah pengulangan bunyi yang sama dalam puisi yang berguna untuk menambah keindahan suatu puisi. Dalam persajakan rima dapat dibedakan menurut: bunyi dan letak dalam baris.

                       Rima Awal

Dengan puisi aku bernyanyi

.............................................

Dengan puisi aku bercinta

.............................................

Dengan puisi aku mengenang

.............................................

Dengan puisi aku menangis

............................................

Dengan puisi aku mengutuk

.........................................

Dengan puisi aku berdoa

.........................................

Rima Akhir

Dengan puisi aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta

Berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang

Keabadian Yang Akan Datang

Dengan puisi aku menangis

Jarum waktu bila kejam mengiris

Dengan puisi aku mengutuk

Nafas zaman yang busuk

Dengan puisi aku berdoa

Perkenankanlah kiranya

Citraan:

Citraan merupakan gambaran yang timbul dalam khayal atau angan-angan pembaca puisi atau karya sastra umum. Gambaran dalam angan-angan seperti itu sengaja diupayakan oleh penyair agar hal-hal yang semula abstrak menjadi konkret, agar menimbulkan suasana khusus dan mengesankan (Suharianto, 2005 : 40). Citraan yang biasanya muncul dalam puisi antara lain: citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan perabaan, citraan penciuman, citraan gerak, dan citraan pencecapan.

Citraan penglihatan:

Citraan ini merupakan citraan saat penglihatan digugah untuk mencoba merasakan apa yang ingin penyair sampaikan. Dalam puisi “Dengan Puisi, Aku” tidak terdapat citraan jenis ini.

Citraan Pendengaran:

Citraan ini merupakan citraan manakala indra pendengaran akan digugah untuk merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair. Dalam puisi “Dengan Puisi, Aku” tidak terdapat citraan jenis ini.

Citraan Perabaan:

Citraan ini merupakan citraan yang bertujuan menggugah indra peraba, sehingga dapat merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair.

..................................

Jarum waktu bila kejam mengiris

..................................

Pembaca diharapkan merasakan seperti teriris ketika mendengar dan membaca baris puisi tersebut.

Citraan Penciuman:

Citraan ini merupakan citraan yang bertujuan menggugah indra penciuman, sehingga dapat merasakan maksud yang ingin disampaikan oleh penyair.

            .........................................

            Nafas zaman yang busuk

            .........................................

Citraan Gerak:

Citraan jenis ini merupakan citraan yang menggambarkan gerak, atau menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak, tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak. Dalam puisi “Dengan Puisi, Aku” tidak terdapat citraan jenis ini.

Citraan Pencecapan:

Citraan ini merupakan citraan saat pencecapan digugah untuk mencoba merasakan apa yang ingin penyair sampaikan. Dalam puisi karya Taufiq Ismail ini tidak terdapat citraan jenis ini.

Penafsiran Puisi:

Dengan puisi aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti

Puisi ini adalah ungkapan seorang Taufiq Ismail,  puisi adalah sebuah nyanyian, dan ia berniat bernyanyi sampai akhir hayatnya, karena nyanyian yang indah dapat menyenangkan pendengarnya.

Dengan puisi aku bercinta

Berbatas cakrawala

Puisi adalah cinta, yang luas maknanya karena cinta itu universal dan bisa disampaikan melalui puisi.

Dengan puisi aku mengenang

Keabadian Yang Akan Datang

            Puisi adalah bagian dari  keimanan, aku mengenang artinya mengingat sang Pencipta untuk Keabadian yang akan datang, untuk mengingatkan diri agar tak lekang mengenang hari akhir yang abadi.

Dengan puisi aku menangis

Jarum waktu bila kejam mengiris

            Puisi juga media untuk meratap, menangis, bila kesedihan tak tertahankan yang diakibatkan diiris oleh waktu. Ketika waktu itu terlewati dengan hal-hal yang tidak bermanfaat tentunya kita akan menyesal bagai teriris pisau.

Dengan puisi aku mengutuk

Nafas zaman yang busuk

Puisi adalah cara mengecam kezaliman, penindasan dan kesewenang-wenangan yang terasa buruk dan busuk, sekaligus sebagai saksi dari berbagai peristiwa sejarah.

Dengan puisi aku berdoa

Perkenankanlah kiranya

Puisi adalah cara berdoa, cara untuk mengingat serta mendekatkan diri dengan sepenuh hati kepada Tuhan Yang Maha Pencipta.

Ø  Puisi “Kupu-Kupu” Umbu Landu Paranggi

Kupu-Kupu

Di tamanku ada seekor kupu-kupu

Selalu terbang dengan lucu

Aneka warna sayapmu

Indah dipandang selalu

Namun, orang suka usil padamu

Kau selalu diburu-buru

Sayapmu dicabuti

Badanmu diteliti

Wahai kawanku

Jangan tangkap kupu-kupu

Lestarikan hewan itu

‘tuk menambah keindahan kebunmu

Hasil Analisis:

Analisis Diksi:

Bait ke-1

Di tamanku ada seekor kupu-kupu

Selalu terbang dan lucu

Aneka warna sayapmu

Indah dipandang selalu

Pada bait ke-1 kata-kata yang dipilih dan disusun (diksi) menunjukan suatu kekaguman dan keterpesonaan pada ciptaan Tuhan. Kata-kata yang digunakan sederhana tetapi mengandung makna yang dalam. Ketika dibaca perbaris makna itu belum terlihat, akan tetapi jika dibaca secara keseluruhan akan ditemukan makna yang penuh kekaguman. Walaupun pilihan kata yang digunakan sederhana tetapi membentuk susunan kalimat yang indah.

Bait ke-2

Namun, orang suka usil padamu

Kau selalu diburu-buru

Sayapmu dicabuti

Badanmu diteliti

Pada bait ke-2 ini, susunan kalimat yang dipilih dan digunakan lebih sederhan dari bait yang ke-1. Apabila bait yang ke-2 ini dicermati lebih mendalam akan menghadirkan suasana keperihatinan dan kesedihan terhadap nasib sang kupu-kupu.

Bait ke-3

Wahai kawanku

Jangan kau tangkap kupu-kupu

Lestarikan hewan itu

‘tuk menambah keindahan kebunmu

Pada bait yang ke-3 terdapat suatu pesan (makna) mulia yang disampaikan si penulis puisi untuk pembaca puisi.

Analisis Bahasa Kiasan:

Di dalam puisi yang berjudul “Kupu-Kupu” dari bait ke-1 sampai dengan bait ke-3 hampir semuanya tidak menunjukan adanya bahasa kiasan yang digunakan.

Analisis Bunyi:

Pada puisi Kupu-Kupu bait ke-1, struktur bunyi yang ditulis mempunyai kesan yang merdu (efoni) dengan kombinasi bunyi yang bernada bunyi-bunyi vokal (asonansi) (a, i, u, e, o), yang terdapat pada kata-kata : kupu-kupu, lucu, warna sayapmu, indah dipandang selalu. Rima yang terbentuk aa aa .

Sedangkan pada bait yang ke-2, struktur bunyi yang membangunnya mengkombinasikan bunyi yang bernada parau (kakafoni) dengan kombinasi yang terdapat pada kata usil, diburu, sayapmu dicabuti, badanmu diteliti. Semuanya menyiratkan bunyi yang parau (sedih), meskipun rima yang terbentuk aa bb. Jika dianalisis dengan cermat, rima aa bb pada bait yang ke-2 ini terjadi sifat negatif (asosiasi). Sehingga tampak kuat suasana yang tercipta adalah tentang kesedihan dan keperihatinan.

Pada bait yang ke-3, dalam penggunaan kata dan kombionasi yang tercipta , kata tangkap mengandung asosiasi berempati dan ingin merasakan kesedihan. Kombinasi bunyinya terkesan indah (efoni) dengan kalimat : lestarikan hewan itu, ‘tuk menambah keindahan kebunmu.

Analisis Amanat:

Amanat yang terkandung dalam puisi kupu-kupu adalah ajakan agar bisa melestarikan dan menjaga alam dan lingkungannya supaya tetap indah.

Hubungan Antar Unsur:

Hubungan antar unsur puisi Kupu-Kupu yaitu diksi, bahasa kiasan, bunyi, dan amanat adalah baik. Sekalipun puisi ini ditulis oleh seorang yang masih anak-anak , tetapi cukup memberikan makna dan kesan dengan pilihan kata yang sederhana tetapi mempunyai bunyi yang cukup indah serta menyampaikan pesan yang luhur untuk anak-anak dan orang.

Ø PUISI “IBUNDA TERCINTA” UMBU LANDU PARANGGI

Ibunda Tercinta

Perempuan tua itu senantiasa bernama:

duka derita dan senyum yang abadi

tertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisi

dari ujung rambut sampai telapak kakinya

Perempuan tua itu senantiasa bernama:

korban, terima kasih, restu dan ampunan

dengan tulus setia telah melahirkan

berpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia

Perempuan tua itu senantiasa bernama:

cinta kasih sayang, tiga patah kata purba

di atas pundaknya setiap anak tegak berdiri

menjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya

Makna Keseluruhan

a.Makna Esensial

Ibunda Tercinta puisi karya Umbu Landu Paranggi mempunnyai gagasan yang ingin disampaikan oleh pengarang yakni tentang kehidupan yang dialami seorang ibu dalam mengarungi kehidupan yang penuh penderitaan dan kegembiraan.Walaupun seorang ibu merasa dalam keadaan susah dia berusaha bahagia di mata anak serta keluarganya.

b. Kata Kunci

Kata kunci dalam puisi ibunda tercinta yaitu /perempuan tua/ karena diulang tiga kali dan terdapat pada baris pertama awal kata tiap bait. Makna ‘perempuan tua’ berarti perempuan yang sudah tua, kulitnya keriput, rambut mulai memutih, sudah berkeluarga, sering sakit-sakitan, dan biasanya ditujukan pada perempuan yang hidupnya tidak lama lagi.

Kata ‘perempuan tua’ pada bait pertama menggambarkan kehidupan perempuan yang sudah mengalami susah dan senang dalam hidupnya. Bait kedua menggambarkan perempuan yang kadang kala mendapat hinaan dan pujian dalam hidupnya. Walaupun begitu sifatnya selalu lemah lembut, ikhlas, dan tulus dalam hidupnya. Bait ketiga menggambarkan seorang perempuan yanng selalu memberikan cinta kasih yang kekal dan tidak akan pernah pudar walau zaman telah berubah demi anak-anaknya berhasil menggapai impian.

c.Kata Inti

Kata inti pada puisi ibunda tercinta terdapat pada kata ‘abadi’, ‘puisi’, ‘ampunan’, dan ‘melahirkan’.

Kata ‘abadi’ dalam puisi di atas artinya kekal tidak pernah pudar atau dimakan usia. Kata ‘puisi’ melambangkan suatu sajak yang merdu penuh alunan seolah-olah ibu diibaratkan sebuah puisi yang berharga atau mulia. Kata ‘ampunan’ bermakna suatu pengampunan atas suatu kesalahan yang diperbuat demi suatu tujuan yang lebih mulia. Kata ‘melahirkan’ bermakna seorang perempuan yang pada akhirnya menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya.

Tata Bahasa:

Ibunda Tercinta merupakan puisi karya Umbu Landu Paranggi menggunakan bahasa sastra yang dapat dikatakan cukup indah. Puisi tersebut mempunyai perlambangan yang sangat puitis, apabila puisi tersebut kita pahami dengan teliti larik /duka derita dan senyum abadi/ pada kata /duka derita/ melambangkan derita diterima oleh ibu. Kata ‘senyum’ melambangkan suatu kegembiraan. Dalam penggabungannya larik /duka derita dan senyum abadi/ dapat melambangkan susah senang yang dialami oleh seorang ibu.

Larik /tertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisi/ melambangkan ibu seperti sajak yang bertemakan kasih sayang yang tulus kepada anaknya.

Larik /korban, terima kasih, restu, dan ampunan/ melambangkan ibu yang dalam hidupnya selalu menderita dan ada saatnya mendapat pujian. Ibu selalu berdoa demi anaknya dan memaafkan kesalahan yang dilakukan anaknya agar bisa berhasil mencapai tujuan.

Larik /dengan tulus setia telah melahirkan berpuluh lakon/ melambangkan begitu tulusnya seorang ibu dengan kelahiran anaknya. Larik /nasib dan sejarah manusia/ melambangkan ibu yang telah melahirkan anak-anaknya dengan berbagai karakter dan menentukan arah dari sejarah manusia.

Larik /cinta kasih sayang tiga patah kata purba/ melambangkan kasih sayang seorang ibu yang tidak akan pernah berubah walaupun sampai akhir zaman. Larik /di atas pundaknya setiap anak tegak berdiri/ melambangkan begitu besar beban seorang ibu yang berusaha mengangkat derajat anaknya agar tercapai dan berhasil. Larik /menjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya/ melambangkan ibu yang setia dan berusaha agar anaknya bisa berhasil.

Analisis Tata Bahasa:

Larik pertama /perempuan tua itu bernama/ merupakan lambang yang digunakan oleh penyair dalam menyebut seorang perempuan yang sudah berkeluarga dan memang kodratnya menjadi seorang ibu. Larik di atas juga terdapat pada bait ke-2 dan bait ke-3. Larik /duka derita dan senyum abadi/ digunakan penyair untuk menyampaikan pesan bahwa seorang ibu di setiap hidupnya mengalami suka dan duka dalam mendidik anaknya.

 Bait ke-2 penyair menyampaikan pesan bahwa begitu mulianya seorang ibu. Walaupun ibu menderita atau susah tetapi selalu memaafkan kesalahan anaknya dengan tulus tanpa pamrih atau imbalan demi cita-cita anaknya tercapai.

Bait ke-3 penyair menyampaikan bahwa kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah berubah hngga akhir zaman dan berusaha mengangkat derajat anaknya untuk menggapai impian.

Majas:

Gaya bahasa atau majas yang digunakan dalam puisi Ibunda tercinta merupakan majas perbandingan (metafora) yang membandingkan dua hal benda secara singkat dan padat ditemukan dalam larik /perempuan tua itu senantiasa bernama/ pada bait ke-1, ke-2, ke-3, dan baris ke-1 masing-masing bait.

Aspek Bunyi:

a.Persajakan (rima)

Persajakan merupakan bunyi yang sama dalam puisi (Sayuti,2003:104). Ditambahkan oleh Atmazaki (1991:80) bahwa bunyi itu berulang secara terpola dan biasanya terdapat ditengah larik sajak (puisi), tetapi kadang-kadang pula terdapat ditengah baris.

Perempuan tua itu senantiasa bernama a

duka derita dan senyum yang abadi b

tertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisi b

dari ujung rambut sampai telapak kakinya a

Perempuan tua itu senantiasa bernama a

korban, terima kasih, restu dan ampunan c

dengan tulus setia telah melahirkan c

berpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia a

Perempuan tua itu senantiasa bernama a

cinta kasih sayang, tiga patah kata purba a

di atas pundaknya setiap anak tegak berdiri b

menjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya a

Puisi karya Umbu Landu Paranggi berjudul Ibunda Tercinta di atas menggunakan pengulangan larik serta persamaan rima seperti dalam larik /perempuan tua itu senantiasa bernama/ yang terdapat pada baris ke -1. Larik tersebut juga terdapat pada awal bait ke -2 dan bait ke -3.

Persamaan rima juga terdapat dalam kata ‘abadi’ baris ke-2 dan kata ‘puisi’ pada baris ke-3 demikian juga pada baris ke-6 kata ‘ampunan’ dan kata ‘melahirkan’ pada baris ke-7.

b.Aliterasi

Atmazaki mengatakan jika pengulangan bunyi dalam satu rangkaian kata-kata yang berdekatan dalam satu baris berupa bunyi konsonan disebut aliterasi. Puisi Ibunda Tercinta bunyi aliterasi terdapat pada bait ke-1 dan baris ke-3 larik /tertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisi/ ditemukan konsonan /t/ sebanyak lima kali.

c.Asonansi

Puisi Ibunda Tercinta terdapat asonansi pada baris ke-1 dan bait ke-1, baris ke-1 dan bait ke-2, serta baris ke-1 bait ke-3. Asonansi pusi berupa bunyi vokal /a/ dalam larik /perempuan tua itu bernama/.

d.Efoni dan Kakafoni

Efoni dalam puisi Ibunda Tercinta dapat ditemukan kata ‘senyum’ yang terdapat pada bait ke-1 baris ke-2 dengan lambang bunyi /u/. Efoni juga terdapat dalam kata /cinta kasih/ pada bait ke-3 baris ke-2 dengan lambang bunyi /a/.

Kakafoni dalam puisi Ibunda Tercinta dapat ditemukan dalam kata ‘duka’ pada bait ke-1 baris ke-2, dan kata ‘korban’ pada bait ke-2 baris ke-2.

e.Irama dan Metrum

Irama adalah sarana kemerduan (Atmazaki, 1993:92). Irama sebuah sajak tidak hanya oleh bunyi-bunyi yang tersusun rapi, dan terpola. Irama juga ditentukan oleh suasana yang ada dalam sajak, sementara yang menentukan suasana tersebut tidak hanya bunyi, melainkan juga kata dan diksi. Suasana sedih biasanya tidak menimbulkan irama cepat atau tinggi, sebaliknya suasana marah atau riang tidak menimbulkan irama rendah atau tinggi.

Pada puisi di atas dapat diperoleh irama yang berbeda tergantung kepada arti dan maksud dari puisi yang akan dibacakan.

Metrum adalah bagian dari irama. Puisi Ibunda Tercinta di atas yang merupakan metrum adalah terdapat pada pola persajakannya. Serta ada pemenggalan dalam membacakannya( pemberian jeda).

Perempuan tua itu senantiasa bernama

korban, terima kasih, restu dan ampunan

dengan tulus setia telah melahirkan

berpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia

 Dapat kita temukan metrum atau jeda setelah kata /perempuan tua/ kemudian dilanjutkan kata /senantiasa bernama/ bisa juga kata /perempuan tua itu/ kemudian dilanjutkan dengan kata yang kedua yaitu kata /senantiasa bernama/ dan kemudian seterusnya pada bait dan baris selanjutnya. Pemenggalan larik /perempuan itu senantiasa bernama/ terdapat kata ‘itu’ yang merupakan kata tunjuk dasar atau demonstrativa. Jadi, pemenggalan kata menjadi tiga bagian kata yaitu kata /perempuan tua/, ‘itu’, dan /senantiasa bernama/.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Hakikat Sastra anak adalah karya Imajinatif dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman, perasaan, dan pikiran anak secara jujur, yang secara khusus ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang anak-anak atau orang dewasa. Topik Sastra anak dapat mencakup seluruh kehidupan manusia atau binatang yang mengandung nilai-nilai pendidikan, moral, agama, atau nilai positif lainnya.

Manfaat nilai Sastra anak bagi perkembangan kepribadian anak adalah sebagai berikut:

1)    Memberikan nilai kesenangan bagi anak dari sastra yang didengarnya, akibatnya rasa senang itu dapat memotivasi anak untuk menyukai sastra dengan jalan membacanya.

2)    Mengembangkan pemahaman anak tentang tingkah laku manusia yang berbeda-beda, yang sangat berguna bagi masa depan anak kelak.

3)    Memberikan pengalaman yang universal.

SARAN

-          Hendaknya pihak sekolah menambah kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni, agar siswa mendapat bimbingan dan lebih dapat mengekspresikan bakatnya.

-          Hendaknya sekolah mengadakan pagelaran /  pertunjukan, agar siswa lebih matang dalam mengembangkan bakat seni.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.Dewi. 2008. Pengertian Fungsi dan Ragam Sastra. dewi-biru.blogspot.com.

http://id. Aidit, Sobron. 1999. Bab 1: Chairil Anwar. .

Begitulah pembahasan mengenai Rahasia Unik Matematika Ajaib dan "makalah puisi" Terima kasih atas kunjungannya

Postingan ini dikelompokkan ke dalam kategori aliterasi puisi, aliterasi puisi adalah, tuliskan puisi aliterasi,

Postingan ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://fajriyahmy.blogspot.com/2011/12/makalah-puisi.html

Related Posts:

Menumbuhkembangkan Minat Literasi Sastra Pada Anak Literasi Badan Bahasa Kemendikbud

https://rumahakal.com

Menumbuhkembangkan Minat Literasi Sastra Pada Anak

Sebelum menguraikan lebih detail tentang "Menumbuhkembangkan Minat Literasi Sastra Pada Anak", penulis introduksikan terlebih dahulu apa itu Matematika Ajaib.

Click gambar di bagian bawah agar mengetahuinya

 

matematika ajaib

Yuk, sekarang kita diskusikan tentang  "Menumbuhkembangkan Minat Literasi Sastra Pada Anak"


(Jakarta/Itjen Kemendikbud) - Badan Bahasa menyelenggarakan Diskusi  mengenai Literasi Sastra di Usia Prapubertas untuk Membentuk Insan Indonesia yang Berkarakter melalui Pendekatan Psikologi Bahasa pada acara Kongres Bahasa Indonesia XI (KBI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Pada diskusi ini menghadirkan Gusdi Sastra (Doktor Neurolinguistik) yang membahas mengenai Literasi Sastra di Usia Prapubertas untuk Membentuk Insan Indonesia yang Berkarakter melalui Pendekatan Psikologi Bahasa. Diskusi ini digelari di Ruang 2, Candi Sukuh 1.

Literasi sangat erat kaitannya dengan kemahiran dalam membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Literasi memiliki peranan yang penting. Kemampuan literasi pada usia prapubertas merupakan fondasi atau dasar penentu keberhasilan dalam pembelajaran seorang anak.

"Ada tiga jenis literasi yang dapat diimplementasikan yaitu Lider-lis, Fira-lis dan Menudas," ujar Gusdi.

Gusdi menjelaskan Lider-lis adalah melihat, mendengar dan menulis. Fira-lis adalah berfikir, rasakan dan menulis. Menudas adalah menulis dan kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud adalah dapat berbahasa dan berkomunikasi dengan baik dan benar. (MK)





Begitulah pembahasan mengenai Matematika Ajaib dan "Menumbuhkembangkan Minat Literasi Sastra Pada Anak" Terima kasih atas kunjungannya

Postingan ini dikelompokkan ke dalam kategori literasi badan bahasa kemendikbud, literasi badan bahasa kemendikbud 2016, literasi badan bahasa kemendikbud smp 2016,

Postingan ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/menumbuhkembangkan-minat-literasi-sastra-pada-anak

Related Posts:

Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Literasi Buku

https://rumahakal.com

Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Sebelum menjelaskan lebih jelas tentang "Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)", saya terangkan lebih dahulu apa itu Keajaiban Matematika.

Tekan gambar di bagian bawah untuk mendapat penjelasan lebih mendalam

 

matematika ajaib

Yuk, sudah waktunya kita kupas tentang  "Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)"

Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS) | Dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa, pemerintah melalui kemdikbud meluncurkan sebuah gerakan yang disebut Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembalajaran sepanjang hayat. 

Seperti jelasnya Gerakan Literasi Sekolah ini, berikut saya kutip dari Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah. Mari kita baca sebagai bahan pembelajaran bagi para warga sekolah agar gerakan ini bisa berjalan dengan dukungan dari semua warga sekolah (guru, peserta didik, wali murid dan masyarakat).

Praktik pendidikan perlu menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran agar semua warganya tumbuh sebagai pembelajar sepanjang hayat. Untuk mendukungnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). 

Baca Juga :

GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di

dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting dalam GLS.

Baca Juga :

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

TUJUAN UMUM

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah

yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

  1. Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah
  2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat
  3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan
  4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca
  1. Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya
  2. Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik
  3. Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum
  4. Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan
  5. Melibatkan kecakapan berkomunikasilisan
  6. Mempertimbangkan keberagaman

TAHAPAN PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH

  1. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015)
  2. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan
  3. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran

Begitulah pembahasan mengenai Keajaiban Matematika dan "Penjelasan Singkat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)" Terima kasih atas kunjungannya

Konten ini dikelompokkan ke dalam kategori literasi buku, literasi buku biografi bj habibie, literasi buku bumi manusia,

Konten ini bersumber dari  https://rumahakal.com dan https://mangwaskim.blogspot.com/2016/05/penjelasan-singkat-gerakan-literasi.html

Related Posts: